JAKARTA,RELASIPUBLIK.COM-Presiden Partai Indonesia Terang (Pinter) Dr (Cn) Hj. Rizayati,S.H., M.M, apresiasi atas perbaikan infrastruktur dan teknologi di sektor pendidikan yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) RI, Nadiem Makarim . Menurutnya, di era digital, kebutuhan terhadap teknologi merupakan keniscayaan dan bagian integral dari pendidikan kita dasawarsa ini.
Pernyataan tersebut menanggapi isi pidato Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) RI, Nadiem Makarim pada peringatan Hari Pendidikan Nasional, Minggu (2/5/2021). Pointer penting tersebut diantaranya tentang perbaikan kebijakan, prosedur, dan pendanaan, serta pemberian otonomi lebih bagi satuan pendidikan dimasa pandemik saat ini.
Sebagaimana diketahui, dalam pidatonya memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Kantor Kementerian yang dipimpinnya itu, Nadien Makarim menyampaikan empat hal penting yang tengah dilakukan untuk memperbaiki sistim pendidikan di Indonesia.
Pertama, perbaikan pada infrastruktur dan teknologi. Kedua, perbaikan kebijakan, prosedur, dan pendanaan, serta pemberian otonomi lebih bagi satuan pendidikan. Ketiga, perbaikan kepemimpinan, masyarakat, dan budaya. Keempat, perbaikan kurikulum, pedagogi dan asesmen.
“Pandemic Covid-19 dampaknya turut dirasakan oleh seluruh komponen bangsa di dunia di berbagai sektor, termasuk pendidikan kita. Akan tetapi kita tidak boleh jadikan itu sebagai alasan penghambat untuk perbaikan kebijakan, prosedur, pendanaan, dan pemberian otonomi lebih bagi satuan pendidikan. Tidak ada alasan pembenar yang menghambat kita untuk maju, pendidikan kita harus nomor satu di era digitalisasi 4.0 ini,” kata deklarator juga pendiri Partai Indonesia Terang dengan mengusung tagline ‘terang pangannya, terang sandanganya,dan terang papan nya itu.
Rizayati menjelaskan, bahwa sebagai keluarga pendidik dirinya berharap banyak kepada pemerintah dalam hal pendidikan bagi generasi muda bangsa ini kedepan apalagi pada masa pandemi COVID-19 yang masih merajalela saat ini.
“Iya, Saya punya harapan, bahwa ditengah-tengah penerapan protokol kesehatan yang ketat guna memutus mata rantai COVID-19, regulasi belajar Daring perlu dikaji kembali. Artinya, Daring itu harus ada pembatasan dan kita ingin anak didik bisa kembali belajar dengan tatap muka seperti bulan sebelumnya. Tentunya dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah,” urai tokoh perempuan inspiratif yang telah meraih belasan penghargaan award sepanjang masa pandemik ini.
Ia berharap, agar perbaikan kurikulum, pedagogi, dan asesmen itu dapat direalisasikan untuk menunjang, menyesuaikan, dan menyelaraskan pendidikan kita dengan kebutuhan zaman.
“Berbicara tentang masalah pendidikan Indonesia, kita harus melihat secara substantif dan komprehensif. Artinya kebutuhan terhadap infrastruktur pendidikan di daerah masih jauh dari harapan. Hal itu penting menjadi perhatian, agar proses belajar mengajar lebih kondusif, baik bangunan, fasilitas hingga dengan kesejahteraan tenaga didik,’ imbuhnya.
Masih kata pengusaha sukes asal provinsi Aceh itu, bahwa kebutuhan akan fasilitas infrastruktur penerangan bagi lembaga pendidikan untuk di pelosok-pelosok daerah masih sangat dibutuhkan.Salah satunya adalah penerangan listrik. Bagaimana penerapan teknologi digital dapat berjalan,jika fasilitas-fasilitas penunjangnya belum merata?
“Fasilitas penerangan secara umum masih terasa kurang, dari berbagai pemberitaan media tanah air kita di informasikan akan hal itu. Kendati demikian, sebagai penggagas program ‘ Indonesia Terang ‘ kami turut berkontribusi bagi daerah dengan memasang sejumlah PJU-TS (Penerangan Jalan Umum tenaga Surya) di sejumlah tempat pendidikan daerah. Walau itu terasa masih jauh dari kata sempurna,” kata alumni Fakultas Hukum Budi Luhur,Jakarta, Minggu (2/5/2021) itu.
Tetantang pemerataan pendidikan yang di usia NKRI ini sudah 75 tahun, namun masih ada Distrik (Kecamatan) yang belum memiliki sarana pendidikan sekolah dasar. Padahal wilayah tersebut berbatasan langsung dengan Negara Papua Nugini.
” Ini ironi, pemerintah harus serius temukan solusi persoalan ini. Indonesia sudah merdeka puluhan tahun, pendidikan adalah hak semua anak bangsa tanpa kecuali. Apa yang menghambat pendidikan bagi warga di 10 distrik itupun pemerintah harus transparan sehingga solusi yang bersifat solutif dapat ditemukan dan pemangku kepentingan, pengambil kebijakan hingga aktivis kemanusiaan – pendidikan dapat berkontribusi di dalamnya,” harap Hj.Rizayati yang juga presiden direktur PT.Imza Rizky jaya (IRJ) Group itu.
Ketika ditanya, jika rakyat mempercayai Partai Indonesia Terang (PINTER) berhasil lolos sebagai partai peserta pemilu 2024 dan menang maka Hj.Rizayati optimis bisa berkontribusi lebih besar kepada pembangunan bagi bangsa dan masyarakat di negeri ini.
“Jika Partai Indonesia Terang (PINTER) memiliki ruang dalam konstitusi pasca Pemilu 2024. Maka kami akan sangat fokus sektor riel pendidikan melalui berbagai pendekatan, konsep, paradigma maupun kurikulum disamping infrastruktur, fasilitas, dan kesejahteraan tenaga didik. Itu pasti !,” ujarnya optimis.
Ia menjelaskan, Partainya memiliki program prioritas untuk membangun infrastruktur di segala bidang.Komitmen tersebut telah ia buktikan bahwa Partai Indonesia Terang memliki kader-kader potensial di bidang manajemen sumber daya manusia (SDM) handal.
Jadi, pendidikan karakter, revolusi mental, sejarah, pembangunan peradaban dan memanusiakan manusia dalam berbagai manifestasinya merupakan salah satu cita-cita Partai Indonesian Terang untuk ikut membangun Indonesia kedepan.
“Hardiknas 2021 merupakan momentum bersejarah yang harus diperingati. Akan tetapi, tidak cukup untuk diperingati, melainkan harus menyentuh substansi untuk realisasi. Apapun program, konsep, pembaharuan disektor pendidikan harus direalisasi sedemikian rupa sehingga menyentuh kebutuhan asasi dari pendidikan itu sendiri. Intinya, realisasi secara pasti,” tutup perempuan yang sukses dalam berbagai bidang usaha maupun sosial kemasyarakat ini. ** (DL).