Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita UtamaJakartaTerbaru

Suswono Dorong Pemanfaatan Lahan Terlantar Melalui Urban Farming di Jakarta

83
×

Suswono Dorong Pemanfaatan Lahan Terlantar Melalui Urban Farming di Jakarta

Sebarkan artikel ini
banner 325x300

JAKARTA – Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Suswono, mengungkapkan pentingnya urban farming sebagai solusi pemanfaatan lahan kosong dan pemberdayaan masyarakat di perkotaan.

Dalam kunjungannya ke rooftop kantor DPD PKS Jakarta Selatan, Suswono melihat secara langsung bagaimana lahan terbatas seperti atap gedung dapat dimanfaatkan untuk menanam sayur-sayuran kebutuhan rumah tangga. Menurutnya, hal ini sejalan dengan visi dan misi program RIDO yang diusung oleh pasangan Ridwan Kamil dan dirinya.

Urban farming, menurut Suswono, bukan hanya soal memanfaatkan lahan kosong yang terlantar di kota-kota besar seperti Jakarta. Ia juga menekankan bahwa atap-atap gedung yang selama ini tidak termanfaatkan bisa diubah menjadi ruang hijau produktif.

“Pemanfaatan rooftop ini sangat mungkin dilakukan, terbukti dari apa yang sudah dikerjakan oleh DPD PKS Jaksel,” ujar Suswono dikutip dari postingan media sosialnya, Rabu (9/10/2024).

Ia menambahkan bahwa inisiatif semacam ini bisa menjadi model bagi wilayah-wilayah lain di Jakarta.

Lebih lanjut, Suswono menjelaskan bahwa urban farming tidak hanya memberi dampak pada peningkatan ketahanan pangan keluarga, tetapi juga bisa menjadi solusi untuk masalah sosial yang dihadapi masyarakat perkotaan. Dengan semakin sulitnya akses terhadap lahan di Jakarta, pertanian perkotaan menjadi salah satu cara inovatif untuk memastikan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri secara mandiri.

“Selain pemanfaatan lahan, urban farming juga dapat menjadi keterampilan yang layak dikembangkan, terutama bagi anak-anak muda yang belum mendapatkan pekerjaan,” ujar Suswono.

Ia percaya bahwa dengan pelatihan yang tepat, anak-anak muda dapat menjadikan urban farming sebagai mata pencaharian atau bahkan membentuk komunitas yang lebih mandiri dalam menyediakan pangan di tengah kota.

Suswono juga menekankan pentingnya keterlibatan pemerintah daerah dalam mendukung program urban farming ini. Menurutnya, perlu ada regulasi yang mempermudah masyarakat untuk memanfaatkan lahan kosong atau atap gedung yang tersedia di Jakarta.

“Pemerintah bisa memberikan insentif atau mempermudah perizinan bagi warga yang ingin memulai urban farming di lingkungan mereka,” tambahnya.

Ia juga berharap agar urban farming dapat menjadi salah satu program prioritas dalam pembangunan kota yang berkelanjutan. Suswono menekankan bahwa program ini tidak hanya relevan dalam konteks ketahanan pangan, tetapi juga dalam memperbaiki kualitas lingkungan hidup di perkotaan yang sering kali minim ruang hijau.

Program urban farming yang diusung oleh Suswono ini juga dinilai sebagai langkah strategis dalam merespons tantangan perubahan iklim dan urbanisasi. Dengan mengoptimalkan lahan-lahan terbatas, program ini diharapkan dapat membantu mengurangi emisi karbon dan mendukung upaya adaptasi terhadap perubahan iklim.

Melalui kunjungan tersebut, Suswono berharap dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk mengambil bagian dalam gerakan urban farming di Jakarta.

“Kami ingin menunjukkan bahwa pertanian di perkotaan itu mungkin, dan kita semua bisa memulainya dari sekarang,” pungkasnya.

Menanggapi hal ini, Ahman Nurdin, Anggota Dewan Pakar DPP PKS Bidang Komunikasi dan Kebijakan Publik, mendukung penuh gagasan Suswono tersebut.

“Urban farming adalah langkah konkret yang tidak hanya mengatasi isu ketahanan pangan tetapi juga menciptakan keterampilan baru bagi masyarakat urban, terutama anak-anak muda. Ini selaras dengan semangat kami untuk menciptakan Jakarta yang lebih berdaya dan mandiri,” kata Ahman.

Menurutnya, kebijakan ini memiliki potensi besar untuk diadopsi oleh pemerintah daerah sebagai salah satu program unggulan.

Ahman juga menambahkan bahwa program urban farming ini sejalan dengan prinsip pembangunan kota berkelanjutan.

“Di tengah tingginya laju urbanisasi dan perubahan iklim, urban farming bisa menjadi solusi ganda: memperkuat ketahanan pangan dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *