Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita UtamaTerbaru

Disbud Sumbar Peduli Warisan Budaya, Musik Gamad Pukau Seratusan Peserta Penas Ke-16

43
×

Disbud Sumbar Peduli Warisan Budaya, Musik Gamad Pukau Seratusan Peserta Penas Ke-16

Sebarkan artikel ini
banner 325x300

Padang — Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat sangat peduli terhadap warisan budaya kesenian lokal utamanya pada musik gamad. Terbukti, dengan menampilkan Group Gamad Pauh Sejati, yang menjadi acara penutup pada Penas Ke-16 di Lapangan Lanud Sultan Syahril Padang Sumatera Barat, Rabu (14/6) lalu.

Salah seorang Kabid Disbud Sumbar, yang juga Ketua DPD PAPPRI Sumbar, Husin Daruhan, MSi, Dt Mangkuto, menjawab pertanyaan wartawan media ini, Jumat (16/6) menjelaskan Group Gamad Pauh Sejati pimpinan Wensi Indra Malintang Sutan dan Fery YJ ditampilkan dalam upaya pelestarian terhadap warisan budaya khas Sumatera Barat dan itu merupakan momen yang tepat mempromosikan seni musik gamad ke berbagai peserta Penas Ke-16 yang datang dari berbagai provinsi di Indonesia

“Disuatu sisi sebagai motivasi kepada generasi muda penggiat musik agar tetap menekuni musik gamad karena mereka lah pewaris musik gamad dimasa mendatang” ujar Husin Daruhan, Kabid Seni Budaya Disbud Sumbar.

Dikatakannya .musik Gamad yang telah tumbuh dan berkembang berawal dari zaman penjajahan. Pada masa itu, masyarakat Kota Padang dahulunya dihuni oleh beberapa etnis, seperti Pribumi Minang (yang biasa disebut urang malayu), India, Nias dan Cina.

Dituturkannya, menyatunya beberapa etnis ini dan karena pengaruh alkuturasi seni budaya dari luar, seperti Eropa dan lainnya, menjadikan musik ini makin berkembang dan menjadi kebanggaan masyarakat diranah minang ini.

“Sesuai perkembangan dan tututan zaman, sekarang musik Gamad sudah dapat berkolaborasi dengan menggunakan alat-alat musik modern, tapi tetap menjaga keaslian atau pakem dari lagu-lagu Gamad tersebut,” ungkap mantan Sekwan DPRD 50 Kota ini.

Lirik- lirik dalam lagu-lagu Gamad, dikatakanya adalah dalam bentuk kiasan, berupa pantun gurindam minang, yang terdiri dari pantun-pantun Parasaian dan Pantun Budi.

“Perpaduan dari musik, lirik dan gerak inilah yang menjadi ciri khas dari kesenian Gamad ini,” terang Husin Daruhan, yang juga pencipta lagu ini.

Saat musik gamad ditampilkan pada penutupan Penas Ke-16 Hadirin, penampilan group Gamad Pauh Sejati mengawalinya dengan pantun, Anak Raja Berburu Rusa, Rusa diburu ke dalam rimba
Senang bertemu saudara sebangsa.
Di Penastani kita berjumpa.

Pantun keduanya, Putri Raja Bersuka Ria, Senanglah hati menari-nari, Wahai saudara sebangsa Indonesia, Ini lah Gamad Pauh Sejati.

Sehingga musik gamad yang telah ditetapkan Mendikbudristek RI sebagai warisan budaya tak benda Indonesia pada tahun 2021 benar- benar dapat menghibur para peserta Penas Ke-16.

Berapa tidak seratusan peserta Penas Ke-16 yang menari massal dalam acara penutupan bergoyang ditempatnya masing dan dengan dibatasi 20 orang peserta ditampilkan dipanggung utama

Secara terpisah, Kadis Dikbud Sumbar, Syaifullah menyampaikan terimakasih kepada peserta dan masyarakat yang telah berpartisipasi menyukseskan kegiatan nasional Penas Ke-16 di Kota Padang, Sumatera Barat.

” Alhamdulillah, Tari Massal Pembukaan, Gita Nusantara (lomba paduan suara–red), Pagelaran seni budaya, Lomba Stand serta suguhan kesenian Gamad dan tarian massal acara penutupan, yang menjadi tanggungjawab Disbud terlaksana dengan sukses,” pungkasnya. (Agusmardi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *