Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita Utama

Freddy Ndolu Luncurkan Buku Atas Nama Publik,Sebuah Kritik Pencerdasan Bangsa 

35
×

Freddy Ndolu Luncurkan Buku Atas Nama Publik,Sebuah Kritik Pencerdasan Bangsa 

Sebarkan artikel ini
banner 325x300

JAKARTA,RELASIPUBLIK.COM-Wartawan senior Freddy Ndolu, yang berhasil meraihg elar Doktor Ilmu Politik dari Universitas Indonesia pada tahun, kembali melahirkan sebuah buku berjudul; Atas Nama Publik: Transformasi Lembaga Penyiaran Publik Sebagai Media Layanan Publik Multiplatform khusus

dihadirkan menyongsong 100 tahun Radio Republik Indonesia pada tahun 2045.

Sebagaimana diakui oleh penulisnya, buku ini ia hadirkan terutama sebagai bentuk
pertanggungjawabannya pada rakyat Indonesia yang telah membiayai operasioal
RRI melalui APBN dan penulis sendiri adalah bagian dari Layanan Penyiaran Publik
Radio Republik Indonesia(LPP RI) baik sebagai mantan broadcaster maupun anggota
Dewan Pengawas RRI mewakili unsur publik periode 2016-2021.

Dapat dicermati dalam buku ini rasionalitas yang dibangun penulis bahwa kerja menginformasi, mengedukasi dan menghibur (educate, inform and entertain) yang dilakukan berbagai media layanan publik di dunia (seperti BBC, NHK, ABC dll) adalah kerja jurnalistik berstandar tinggi yang menjadi kebanggaan seluruh warga negaranya.

Di satu pihak, itu adalah bentuk pertanggungjawaban media pelayanan publik untuk kepercayaan yang diberikan warga Negara, dilain pihak ia adalah esensi dari kerja layanan publik yang berbasis pada kebenaran dan moral.

Penelusuran yang dilakukan penulis memperlihatkan bahwa menjaga marwah media
layanan publik sebagai penjaga kebenaran berbasis moral bukankah sesuatu yang
mudah di sejumlah Negara. Kepentingan politik berkelindan menyelinap masuk
untuk menguasai ruang publik demi kepentingan politik jangka pendek (next election), padahal kerja media sebagai pilar keempat demokrasi (fourth estate of
demnocracy) adalah menyiapkan landasan hari ini untuk generasi berikutnya (next generation).

Tantangan berikutnya adalah hadirnya media baru berbasis internet bernama medsos yang bekerja cepat menyebarkan hoax, ujaran kebencian, fake news,
rekayasa dan manipulasi suara dan gambar untuk mengacaukan pemikiran publik.Dalam arti yang lain pembodohan publik.

Pada tempat pertama, public service media harus tampil di garis depan sebagai penjernih (purifier) iklim informasi yang keruh untuk menaikan tingkat kecerdasan
publik. Tetapi persoalan menjadi tidak mudah karena media layanan publik sendiri dihadapkan pada tiga krisis sekaligus : identitas kelembagaan, pembiayaan dan
fungsi.

Penulis buku ini sampai pada kesimpulan bahwa pekerjaan mencerdaskan bangsa
tidak bisa dilakukan hanya oleh satu badan atau sebahagian lembaga tetapi oleh seluruh elemen bangsa maupun individu. Dan membenahi media layanan publik untuk berfungsi mencerdaskan bangsa hanyalah satu langkah kecil dalam
keseluruhan sistem bernegara.

Bab 7 Buku ini memprovokasi pemikiran untuk menghadirkan sebuah kebijakan holistik dalam bentuk Dekrit Pencerdasan Bangsa didalamnya peran dan fungsi
setiap lembaga, badan, partai politik, masyarakat sipil, media massa maupun individu dalam rangka pencerdasan kehidupan bangsa terkonsepkan secara jelas
dengan langkah-langkah yang terukur.** DL.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *