JAKARTA,RELASIPUBLIK.COM– Indonesia perlu mengantisipasi ancaman “brain drain” pada generasi muda yang belajar di luar negeri. Hal itu penting mengingat potensi sumber daya manusia (SDM) sangat diperlukan dalam membangun bangsa yang adil dan makmur.
Demikian disampaikan Ketua Umum Forum Komunikasi Alumni (Forkoma) PMKRI Hermawi Taslim di Jakarta dalam rangkaian Renungan HUT Kemerdekaan RI ke-76 di Jakarta yang digelar organisasi alumni Kelompok Cipayung, Rabu pekan ini.
Adapun, acara tersebut dibuka dengan sambutan dari pendiri Kelompok Cipayung Akbar Tanjung dan keynote speaker dari Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Hermawi Taslim menegaskan, bahwa antisipasi perlu dilakukan karena beberapa negara tetangga lain sudah melakukan rekrutmen bagi generasi muda Indonesia sejak beberapa tahun lalu.
Hal itu sangat wajar saja untuk memperluas wawasan dan meningkatkan kualitas pendidikan SDM di Indonesia. Namun, setelah belajar di luar negeri dengan beasiswa penuh, potensi SDM unggul tersebut seharusnya kembali dan membangun Indonesia.
“Bukan hanya pada lulusan sekolah menengah atas (SMA), tetapi belakangan lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) juga banyak direkrut untuk melanjutkan pendidikan yang semuanya tidak memungut biaya sepeser pun dari orang tua. Tidak sedikit dari generasi muda tersebut kemudian enggan kembali ke Indonesia,” tegasnya.
Untuk diketahui, bahwa “brain drain” adalah sebuah situasi di mana sebuah negara kehilangan sumber daya manusia terbaiknya.
“Bukan hanya pada lulusan sekolah menengah atas (SMA), tetapi belakangan lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) juga banyak direkrut untuk melanjutkan pendidikan yang semuanya tidak memungut biaya sepeser pun dari orang tua. Tidak sedikit dari generasi muda tersebut kemudian enggan kembali ke Indonesia,” imbuhnya, Rabu (18/8/2021).
Selain Forkoma PMKRI, organisasi lain seperti Alumni Kelompok Cipayung yang dideklarasikan pada 22 Januari 1972 itu juga meliputi Korps Alumni HMI (KAHMI), Ikatan Alumni PMII (IKA PMII), Persatuan Alumni GMNI (PA GMNI), dan Perkumpulan Senior GMKI (PS GMKI). Setiap organisasi dalam kelompok Cipayung sendiri sudah melakukan kaderisasi rutin sejak tahun 1950-an hingga saat ini seiring dengan berdirinya masing-masing organisasi tersebut.
Sementara itu, Akbar Tanjung secara khusus menegaskan Kelompok Cipayung merupakan wadah kaderisasi generasi muda Indonesia dalam mencapai tujuan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Kelompok Cipayung sebagai miniatur Indonesia hendaknya senantiasa tetap dalam koridor dan semangat Indonesia yang Dicita-citakan.
“Semangat Kelompok Cipayung senantiasa tetap dijaga dan diwariskan kepada generasi penerus serta menjadi cerminan bagi semua elemen bangsa Indonesia,” kata mantan Ketua Umum PB HMI yang pernah menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara itu.
Sedangkan Menteri Sekretaris Negara Prof. Dr. Pratikno M.Soc.Sc dalam keynote speaker menegaskan pentingnya memperkuat kepublikan, kemandirian, dan mempererat soliditas bangsa dalam menghadapi pandemi Covid-19.
“Pandemi Covid-19 merupakan momentum yang menguji, mengajarkan dan mengasah rakyat Indonesia. Dalam konteks Indonesia, komitmen kepublikan itu ditunjukkan dengan perlunya gotong royong, semangat koperasi dan berbagai hal lainnya yang digerakan secara bersama-sama.”
“Kelompok Cipayung dan alumninya merupakan salah satu bagian dari bangsa Indonesia untuk memperkuat semangat kepublikan dan kebersamaan menghadapi pandemi saat ini,” imbuh Mensetneg Pratikno yang juga mantan Rektor Universitas Gajah Mada Yogyakarta itu. ** DL.