JAKARTA – Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil, terus menunjukkan kepeduliannya terhadap kesehatan masyarakat. Hari ini Kamis (10/10), ia menyambangi pemeriksaan kesehatan gratis yang diselenggarakan oleh Kesehatan Indonesia Raya (Kesira) di Jalan Tosiga, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Kunjungan ini menjadi bagian dari agenda kampanye politiknya menjelang Pilgub DKI Jakarta.
Ada yang menarik dari kunjungan Ridwan Kamil kali ini. Tidak seperti biasanya, mantan Gubernur Jawa Barat ini memilih menaiki bajaj untuk menuju lokasi acara. Keputusannya menaiki bajaj ini sontak menarik perhatian masyarakat sekitar. Bajaj, sebagai salah satu ikon transportasi Jakarta, seolah memperkuat kedekatannya dengan warga Jakarta.
Selama perjalanan menggunakan bajaj, Ridwan Kamil tidak melewatkan kesempatan untuk berinteraksi dengan warga. Warga yang melihatnya segera menghampiri, beberapa di antaranya berfoto bersama. Ridwan Kamil pun kerap terlihat melemparkan senyuman dan melambaikan tangan kepada warga sepanjang perjalanan, menciptakan suasana ramah dan akrab.
Setibanya di lokasi, Ridwan Kamil turut menjalani pemeriksaan kesehatan gratis yang meliputi pengecekan gula darah dan tekanan darah. Hasil pemeriksaannya menunjukkan bahwa gula darah dan tekanan darahnya dalam kondisi normal. Setelah pemeriksaan, ia berbincang dengan beberapa warga, termasuk seorang lansia yang mengungkapkan keluhannya terkait perhatian terhadap kelompok usia lanjut.
Lansia tersebut berharap agar pemerintah semakin memperhatikan kebutuhan lansia, terutama dalam hal kesehatan. Menanggapi keluhan tersebut, Ridwan Kamil menyampaikan komitmennya untuk memprioritaskan kesejahteraan lansia jika terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta.
“Ada curhatan dari lansia yang berharap ada program untuk mereka. Kita akan buat program dokter keliling untuk lansia yang mobilitasnya terbatas, sehingga dokter yang akan datang ke rumah,” ujar Ridwan Kamil.
Selain program dokter keliling, Ridwan Kamil juga merancang inisiatif yang melibatkan para pelajar dalam menjaga dan merawat lansia. Menurutnya, setiap 10 orang siswa akan memiliki satu sahabat lansia. Para siswa ini akan secara rutin mengunjungi sahabat lansianya untuk membawa makanan dan menciptakan konten yang membahagiakan.
“Dengan adanya kegiatan ini, para siswa akan belajar berempati, dan para lansia tidak akan merasa kesepian lagi,” tambahnya.
Inisiatif Ridwan Kamil tidak berhenti di situ. Ia juga berencana memperkenalkan kartu khusus lansia yang akan memudahkan para lansia dalam mengakses berbagai layanan gratis di Jakarta. Kartu tersebut diharapkan dapat membantu para lansia dalam mendapatkan layanan kesehatan dan kebutuhan lainnya tanpa dipungut biaya.
Kehadiran Ridwan Kamil di acara tersebut mendapat sambutan hangat dari warga, terutama para lansia yang merasa senang dengan perhatian yang diberikan kepadanya. Program-program yang dirancang Ridwan Kamil untuk kesejahteraan lansia ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup mereka di masa mendatang.
Dengan langkah-langkah konkret yang ia tawarkan, Ridwan Kamil kembali menegaskan komitmennya untuk menjadikan Jakarta sebagai kota yang lebih inklusif dan ramah bagi semua golongan, termasuk lansia.
Sementara itu, Ahman Nurdin, anggota Dewan Pakar DPP PKS bidang Komunikasi dan Kebijakan Publik, memberikan tanggapannya terkait inisiatif Ridwan Kamil untuk kesejahteraan lansia. Menurut Ahman, program-program seperti dokter keliling dan sahabat lansia merupakan langkah positif yang harus didukung.
“Ini adalah upaya yang patut diapresiasi. Lansia sering kali terlupakan dalam pembangunan kota. Program dokter keliling dan sahabat lansia yang digagas Ridwan Kamil menunjukkan kepedulian yang mendalam terhadap kelompok yang rentan ini,” ujar Ahman.
Ahman juga menambahkan bahwa program tersebut perlu dikawal dengan kebijakan yang lebih luas dan berkelanjutan.
“Yang penting, jangan hanya berhenti di gagasan. Program ini harus diintegrasikan ke dalam kebijakan publik yang lebih komprehensif agar bisa berjalan dengan baik dan berkelanjutan,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk mewujudkan lingkungan yang ramah lansia.
“Kebijakan untuk lansia tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga harus melibatkan komunitas dan lembaga pendidikan agar lebih efektif,” tutup Ahman Nurdin.