Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Legislatif

Mulan Jameela Berharap, Rakyat Tidak Dibebani Pembayaran Vaksin Covid-19

34
×

Mulan Jameela Berharap, Rakyat Tidak Dibebani Pembayaran Vaksin Covid-19

Sebarkan artikel ini
Mulan Jamila, Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra (Istimewa)
banner 325x300

JAKARTA,RELASIPUBLIK.COM-Anggota Komisi VII DPR RI Mulan Jameela angkat bicara soal pembayaran vaksi virus corona (Covid-19). Ia mempertanyakan pernyataan Ketua pelaksana Pemulihan Gugus Tugas Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang juga Menteri BUMN, Erick Tohir yang mengatakan harga vaksin Covid sekitar 5-30 dolar Amerika Serikat. Setiap orangnya diperlukan dua hingga tiga kali suntik untuk hasil yang maksimal, dimana satu kali vaksin dibiayai oleh Negara dan satu kali nya dibayar secara mandiri oleh masyarakat.

“Bicara masalah vaksin adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Sehingga ketika ada pemberitaan tentang vaksin, seperti ada angin segar dan energi positif, serta tentunya harapan besar bagi masyarakat. Tentunya kami mendukung penuh percepatan penemuan vaksin Merah Putih ini,” kata Istri musisi Ahmad Dhani ini saat hadir secara virtual dalam rapat kerja Komisi VII DPR RI dengan Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro, Selasa (8/9/2020).

Sayangnya, kata politikus Partai Gerindra itu, beberapa waktu lalu disampaikan tentang harga vaksin yang bervariasi mulai dari 5 sampai 30 dolar AS dengan rencana pemberian vaksin, dua kali suntik untuk setiap orangnya. Dimana satu kali suntik dibiayai oleh pemerintah dan satu lagi dibiayai secara mandiri oleh masyarakat.

Menurutnya, harga dan pembiayaan vaksin yang disampaikan  Ketua pelaksana Pemulihan Gugus Tugas Covid-19 Erick Thohir bertolak belakang dengan apa yang dipaparkan oleh Menristek pada rapat kerja di Komisi VII hari ini. Dimana, Menristek memaparkan harga vaksin 5 dolar AS per satu kali suntik, masing-masing direncanakan akan disuntik sebanyak dua kali dan semuanya biayanya ditanggung oleh pemerintah.

“Yang jadi pertanyaan saya, apakah vaksin yang dimaksud oleh Pak Erick Thohir dan Bapak Menristek ini sama atau berbeda? Mengapa ada perbedaan harga? Terus kenapa ada pemberitahuan bahwa masyarakat juga harus membayar secara mandiri satu kali suntik vaksin. Ini menurut saya cukup meresahkan masyarakat, dan saya berharap apa yang disampaikan oleh Pak Erick itu tidak benar-benar terjadi. Kasihan rakyat Pak, jika harus kembali dibebani dengan membayar satu kali vaksin,” pungkas legislator dari daerah pemilihan Jawa Barat ini. ** (DSL).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *