JAKARTA – Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut 3, Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie (ASIH) berkomitmen untuk memberikan kemudahan akses pupuk bagi para petani di Jabar.
Syaikhu mengatakan, kelangkaan pupuk yang dirasakan para petani setiap tahunnya harus menjadi perhatian khusus dari pemerintah.
“Sulitnya pupuk yang didapatkan oleh para petani ini, saya kira harus diatasi oleh pemerintah. Dimana memang kelangkaan pupuk ini berkepanjangan setiap tahun,” kata Syaikhu dalam acara Teras ASIH di DPD PKS Kabupaten Indramayu, Jalan Raya Ismail, Dermayu, Kecamatan Indramayu, Sabtu (5/10).
Menurut Syaikhu, pupuk menjadi salah satu input pertanian yang paling penting, selain dari tenaga kerja dan teknologi.
“Sehingga perlu dicari alternatif, insya Allah saya berkomitmen untuk mencarikan solusinya salah satunya adalah dengan menggulirkan pupuk organik,” ungkapnya.
Dengan adanya pupuk organik ini, kata Syaikhu, akan menjadikan lahan pertanian di Jabar lebih subur.
“Satu sisi produktifitasnya juga lebih tinggi. Jadi itu yang kita akan upayakan untuk pertanian di Jabar,” ujarnya.
Terkait masalah kekeringan yang kerap melanda pertanian Indramayu, Syaikhu mengatakan bahwa hal itu dapat diatasi dengan distribusi air dari Waduk Jatigede.
“Air untuk pertanian di Indramayu saya kira sebagiannya nanti akan di-support dari Waduk Jatigede. Oleh karena itu tinggal perlu ada koordinasi antara pemerintah Indramayu dengan provinsi,” jelasnya.
Syaikhu memandang bahwa Indramayu memiliki banyak potensi alam yang perlu dikembangkan. Dari sektor pertanian hingga perikanan yang semuanya terbesar se-Jabar.
“Indramayu tentu memiliki potensi-potensi alamnya. Pertanian terbesar di sini, kemudian dari sisi pantai utara tentu banyak nelayan-nelayan. Nah ini tentu perlu dikembangkan ke depan,” ucapnya.
Ahman Nurdin, Anggota Dewan Pakar DPP PKS bidang Komunikasi dan Kebijakan Publik, menyambut baik komitmen pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibie dalam menangani masalah kelangkaan pupuk yang kerap dikeluhkan petani. Menurutnya, masalah ini sudah terlalu lama dibiarkan tanpa solusi konkret.
“Langkah inovatif dengan mempromosikan penggunaan pupuk organik merupakan terobosan yang sangat dibutuhkan. Ini tidak hanya menyelesaikan persoalan kelangkaan pupuk, tetapi juga meningkatkan kualitas tanah dan hasil panen dalam jangka panjang,” kata Ahman.
Lebih lanjut, Ahman menegaskan bahwa kebijakan ini sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan yang diperlukan Jawa Barat.
“Pertanian yang ramah lingkungan dan efisien akan memberikan dampak besar, terutama di wilayah-wilayah yang rawan bencana alam seperti kekeringan. Distribusi air yang memadai melalui koordinasi antara pemerintah daerah dan provinsi, seperti yang diusulkan dari Waduk Jatigede, merupakan solusi strategis yang akan menjamin pasokan air bagi petani,” tambahnya.
Di akhir pernyataannya, Ahman juga menekankan pentingnya sinergi antara sektor pertanian dan sektor perikanan di daerah seperti Indramayu, yang memiliki potensi besar.
“Kebijakan ini adalah bentuk keberpihakan kepada rakyat kecil, seperti petani dan nelayan, yang menggantungkan hidupnya pada alam. Dengan pengelolaan yang tepat, sektor-sektor ini bisa menjadi kekuatan ekonomi Jawa Barat dan mendukung kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh,” tutup Ahman.