Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Legislatif

Soal Poros Rawamangun, Anggota DPRD DKI Jakarta, Taufik Azhar Minta Gubernur Anies Bersuara,Ini Penjelasannya

23
×

Soal Poros Rawamangun, Anggota DPRD DKI Jakarta, Taufik Azhar Minta Gubernur Anies Bersuara,Ini Penjelasannya

Sebarkan artikel ini
Taufik Azhar,Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta (Suara Karya)
banner 325x300

JAKARTA,RELASIPUBLIK.COM-Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Taufik Azhar mengatakan sebaiknya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan segera menjelaskan persoalan yang tengah gaduh di wilayah nya itu.
“Tujuannya ada tidak ada fitnah. Pak Gubernur Anies harus menjelaskan masalah ini,” kata Taufik kepada wartawan di Jakarta, Minggu malam.

Pernyataan itu setelah dirinya melakukan reses di wilayah daerah pemilihannya di RW 04 Kelurahan Tengah, Kecamatan Kramatjati, beberapa hari lalu, dia menemukan isi paket bansos DKI kurang layak.

“Kami cek langsung isi dus bansos DKI yang diterima masyarakat di RW 04 Kelurahan Tengah dari 8-9 item itu nilainya tidak lebih dari Rp 200.000. Jadi ada dugaan korupsi,” tegas nya.

Sementara itu, ketua Aktivis Poros Rawamangun, Rudy Darmawanto mengatakan bahwa setelah pihaknya melakukan investigasi, ia menemukan persoalan serupa dengan temuan Taufik Azhar.

“Bansos DKI Jakarta ternyata banyak masalah. Terkait Isi natura bantuan yang satu dengan yang lain tidak sama dan kualitas rendah baik harga dan kualitas,” kata dia.

Ia menyebut, pihaknya melakukan investigasi di sejumlah lokasi penyaluran Bansos di lima wilayah kota yang sudah diterima warga. Diketahui, paket bansos yang disalurkan Pemrov DKI bergulir sejak Maret hingga Desember 2020.

“Jadi, dugaan korupsi bansos DKI yang lakukan oknum pegawai SKPD dan BUMD DKI lebih jahat dari korupsi yang diduga dilakukan Mensos Juliari Peter Batubara yang Minggu lalu di tangkap KPK,” urai Rudy.

Adapun kata dia, besaran pagu anggaran bansos yang pernah dirilis oleh Gubernur Anies Baswedan senilai Rp 275 .0000. Namun, menurut Rudy, hal itu tidak sesuai dengan yang ditemukan komunitas aktivis Poros Rawamangun.

“Ditemukan harga pasar bila kita beli eceran maka satu dus Bantuan Bansos DKI sejumlah antara 195 sampai Rp 200 ribu. Padahal menurut laporan besaranya sebesar Rp 275 ribu yang dirilis oleh Pemda itu sendiri yang salurkan kepada kurang lebih 2.4 juta penduduk Jakarta penerima bantuan. Sama jahatnya dengan menteri Sosial yang minggu lalu ditangkap KPK,” imbuh nya.

“Jika, kjika dihitung, sudah sebelas kali program Bansos Covid-19 itu disalurkan kepada warga. Apabila diasumsikan ada selisih Rp50 ribu saja per kardus paket, kata Rudy, maka bisa berada diangka Rp 100 milyar per Ieven dan dikali 11 even distribusi sembako. Hal ini dianggap Rudy sebagai nilai yang cukup fantastis.”

Ia menyebut bahwa bantuan tersebut tidak mengindahkan asas kepatutan, murah Dldan tidak berkualitas.

“Padahal agama mengajarkan barilah vantuan atau bersedekahlah dengan barang atau hartamu yang layak dan yang bagus, paling tidak bersedekahlah dengan apa yang kamu makan,”ujar nya mencerahkan. * (Pri/timred).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *