Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita Utama

FAKC Tegaskan, Bantuan untuk Palestina demi Kemanusiaan, bukan Sentimen Keagamaan Tertentu

24
×

FAKC Tegaskan, Bantuan untuk Palestina demi Kemanusiaan, bukan Sentimen Keagamaan Tertentu

Sebarkan artikel ini
banner 325x300

JAKARTA,RELASIPUBLIK.COM-Ketua PA GMNI, Dr. Ahmad Basari mengatakan bahwa, Keberpihakan Indonesia akan ‘Kemerdekaan Palestina ‘, telah menjadi bagian dari sejarah, yang secara konsisten di perjuangkan terus oleh ketujuh Presiden Indonesia, mulai dari Soekarno sampai Jokowi.

“Bagi Indonesia, dukungan terhadap kemerdekaan Palesn adalah perintah kostitusi yg secara jelas tertuang dlm alinea pertama pembukaan UUD 45 : bahwa sesungguhya kemerdekaan adalah hak semua bangsa,” kata Ahmad Basari yang juga Wakil Pimpinan Majelis Permusyawaratann Rakyat (MPR) RI itu.

Untuk itu, Ahmad Basarah menolak jika penggalangan bantuan kemanusiaan Forum Alumni Kelompok Cipayung untuk bangsa Palestina itu didasarkan atas sentimen agama.

”Karena baik bangsa Indonesia warga negaranya bukan hanya beragama Islam, begitu juga dengan bangsa Palestina yang rakyatnya juga bukan hanya beragama Islam, tetapi ada juga yang beragama Kristen dan Yahudi,” tegas nya.

Ia menegaskan, bantuan kemanusiaan itu karena alasan kemanusiaan dan hubungan antar dua bangsa Indonesia dan Palestina. Bukan juga atas dasar sentimen agama. Pendistribusian bantuan kemanusiaan itu diharapkan tidak jatuh ke faksi politik yang bertikai di Palestina tetapi harus benar-benar untuk tujuan kemanusiaan.

Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Alumni (FORKOMA) PMKRI Hermawi Taslim menilai, Gencatann Senjata di Palestina adalah penting. Hal tersebut agar tidak ada lagi korban jiwa khususnya dikalangan perempuan dan anak-anak yang tidak berdosa.

“Pakta perdamaian Oslo yang telah ditanda tangani tanggal 20 Agustus 1993 didepan Presiden Palestina Yaser Arafat dan PM Israel Yitzak Rabin tentang peta jalan baru perdamaian dengan prinsip dua negara Palestina dan Israel. Karenanya, semangat dua negara ini penting sebagai pintu masuk perundingan , saling mengakui keberadaan masing-masing sebagai negara merdeka,” kata Hermawi Taslim dalam acara webiner bertema ‘Silahturahmi Kebangsaan dan Koordinasi Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina’ bertempat di KAHMI Center,Jakarta, Rabu (26/5/2021).

Hal yang lebih penting lagi,kata Taslim bahwa, “Pakta perdamaian Oslo” tersebut juga sudah di ratifikasi oleh Amerika Serikat sebagai salah satu aktor kunci dalam upaya perdamaian tersebut.

“Prospek perdamaian ke depan akan lebih terbuka, terutama setelah beberapa negara lain ikut memberi dukungan terhadap pakta perdamaian Oslo seperti Mesir, Arab saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Maroko,” Taslim berpendapat.

Untuk itu, Hermawi Taslim mengusulkan agar konflik Palestina-Israel bisa dihentikan, diperlukan peta jalan baru perdamaian agar tercipta kesepakatan dua negara Palestina dan Israel yang hidup berdampingan dengan damai.
Webminar tersebut menghadirkan pembicara dari Lima organisasi Alumni Kelompok Cipayung, masing-masing : Ahmad Basarah (Ketua PA GMNI), M.Hanif Dakhiri (Sekjend IKA PMII), Hermawi Taslim (Ketua FORKOMA PMKRI), Sahat Sinaga (Sekjend PNPS GMKI) dan Viva Yoga Maulani (Ketua Presidium KAHMI). ** DL.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *