Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita Utama

Hermawi Taslim Sumbangkan Ratusan Judul Buku ke Perpustakaan Kartini ABN NasDem

27
×

Hermawi Taslim Sumbangkan Ratusan Judul Buku ke Perpustakaan Kartini ABN NasDem

Sebarkan artikel ini
Hermawi Taslim bersama Kepala Pengelolaa Perputsakaan Kartini Mayjend TNI (Purn) IGK Manila. (dok.Istimewa)
banner 325x300

JAKARTA, RELASIPUBLIK.COM-Dengan membaca buku, kita bisa membuka wawasan tanpa harus merogo kocek untuk datang bahkan mengalami secara langsung suatu peristiwa oleh sang penutur. Secara tidak langsung, para penulis buku tersebut telah “mendonasikan rezeki pengalaman” dalam bentuk pemikiran yang dituangkan dalam sebuah buku.

Itulah sebabnya kata orang bijak, “BUKU ADALAH JENDELA DUNIA”. Itu fakta yang tak terbantahkan oleh siapapun. Sebab, dengan buku, kita bisa menjelahi dunia, melihat dan menerawang seisi dunia.

Kepala Pengelolaa Perputsakaan Kartini Mayjend TNI (Purn) IGK Manila saat menerima Sumbangan Buku dari Hermawi Taslim (Ist)

Adalah Hermawi Taslim, seorang advokat senior,pun seorang politisi telah membuktikan nya sendiri. Berbekal hobi nya membaca sejak mahasiswa itu ia pupuk,ia rawat dan ia wujudkan dalam sebuah Perpustakaan Keluarga. Di sana (perpurtakaan keluarga) berderet 30 ribu judul buku yang dikoleksinya sejak jadi mahasiswa hingga kini kini menjalani profesi sebagai seorang advokat.

Minggu, 22 November 2020, Hermawi Taslim mendatangi Perpustakaan Kartini,milik Akademi Bela Negara (ABN) Nasdem di Jakarta. Ia mendonasikan ratusan buku dalam berbagain disiplin ilmu kepada PERPUSTAKAAN KARTINI di Gedung Akademi Bela Negara, Kawasan Pancoran,Jakarta Selatan.

Adapun, buku-buku tersebut diterima langsung oleh Kepala Pengelolaa Perputsakaan Kartini Mayjend TNI (Purn) IGK Manila.

Penanggung jawab perpustaan Kartini, IGK Manila menyampaikan terima kasih kepada Taslim yang telah mendonasikan atau menyumbangkan ratusan buku dari berbagai disiplin ilmu bagi Perpustakaann Kartini milik Nasdem tersebut.

Ia berharap, Taslim dapat menyebarluaskan informasi perpustakaan Kartini ini sebagai perpustakaan yang terbuka untuk semua anak bangsa. Manila bertekad menjadikan perpustaan ini sebagai salah satu sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Perpustakaan kartini menempati satu lantai penuh dari gedung ABN-Nasdem, dilengkapi dengan teknologi komputer dan ruangan yang berAC sehingga senantiasa memberi kenyamanan kepada para pengunjungnya,” kata Manila.

Sebagai ucapan terima kasih, Mayjend IGK Manila menyerahkan kartu anggota perpustaan kepada Hermawi Taslim.

“Jadi, mulai hari ini Kakak Taslim telah kami terima sebagai anggota keluarga besar perpustakaan Kartini. Silahkan hadir dan beraktifitas disini,” pesan Kepala Perpustakaan Kartini Mayjend IGK Manila.

Miliki Perpustakaan Keluarga

Kepada Mayjend IGK Manila, Taslim bercerita bahwa sejak remaja ia sudah menggemari buku dan hingga saat ini memiliki perpustakaan keluarga yang di beri nama “Pustaka Taslim”. Di Perpustakaan ini Taslim mengelokse tidak kurang dari 30 ribu judul buku dan dokumentasi foto.

“Buku-buku itu saya kumpul sejak kuliah. Saya rawat dan pelihara.Saya bawa berpindah-pindah dari satu rumah kos ke rumah kos ygan lain. Dan kebiasaan itu saya tanamkan juga kepada anak-anak , disetiap kamar tidur mereka didesign ada rak-rak buku,” kisah Taslim.

Keterangan Foto : Das Kapital (3 buku), edisi Indonesia kenang-kenangan dari sang penerjemah, sahabat Gus Dur : Alm.Bpk. Oey Hay Djoen

“Memiliki buku menimbulkan ketentraman hati, kedamaian tersendiri yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata,” urai pengacara senior,Hermawi Taslim.

Dengan merendah, Taslim mengatakan buku-buku tersebut bernilai sejarah yang belum diketahui oleh semua orang. Ada buku yang dijual dengan harga murah namun dari sisi keilmuan sangat mahal.

“Banyak buku murah yang saya miliki karna sejak mahasiswa di medan saya membeli buku di pusat buku bekas, di kawasan yang biasa disebut sebagai “titi gantung” ( sekarang yang jadi stasiun KA Medan – Bandara Kuala Namo ). Sejak menetap di Jakarta tahun 1990-an, saya juga terbiasa mencari buku bekas di sepanjang kawasan Proyek Senin hingga – Kramat Raya Jakarta Pusat, sekarang sudah digusur semua. Kami saling mengenal dan akrab dengan para pedagang-pedagang buku tersebut,” kisah Hermawi Taslim.

“Sudah menjadi kebiasaan saya selalu membeli buku disetiap persinggahan saya di dalam dan luar negri. Hingga sekarang ada sekitar 1000-an buku berbahasa asing yang saya miliki. Saya paling suka buku biografi, hukum, dan filsafat,” urai Taslim yang kini menjabat sebagai Ketua Forum Komunikasi Alumni (Forkoma) PMKRI itu.  ** (Dom).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *